Situs Planggatan: Reruntuhan Tak Bertuan

Selepas tahun 1985 reruntuhan ini tak lagi tergali kisahnya. "Dibiarkan" begitu saja hingga seperti reruntuhan tak bertuan. Entah mengapa ketika sudah diketahui bahwa reruntuhan ini adalah sebuah struktur candi yang menghadap ke arah barat, proses penggalian tak lagi dilakukan selepas tahun 1985. Mungkin saja reruntuhan candi ini bisa membuka tabir baru perihal peradaban yang pernah ada di lereng gunung Lawu.

Episode perjalanan Hindhu-Buddha Di Tanah Jawa sedang berada di sebuah situs yang diduga juga peninggalan peradaban Hindhu. Sebuah situs yang masih berupa reruntuhan. Sebuah situs candi yang masih berada di tepi barat gunung Lawu. Sebuah situs reruntuhan candi bernama Situs Planggatan.


Kabut tebal yang menghalangi pandangan sepanjang menuju situs Planggatan kian pudar. Penunjuk arah situs membuat perjalanan ini sedikit mudah karena tak perlu bertanya warga lagi. Sunyi dan sepi, sama halnya dengan suasana Candi Kethek. Namun nasib situs Planggatan tak seberuntung Candi Kethek, apalagi seberuntung Candi Cetho ataupun Sukuh. Ia dibiarkan begitu saja meninggalkan banyak reruntuhan batu. Hanya beberapa panil relief yang cukup terselamatkan.

Struktur situs Planggatan diduga tak jauh berbeda dengan struktur candi Sukuh ataupun Cetho. Bermodelkan punden berundak dengan candi utamanya berada di paling atas. Beberapa pohon besar menjulang tinggi, akarnya menutupi sebagian besar gundukan tanah yang masih menyimpan batu-batu candi. Di tempat pohon besar inilah diduga kuat sebagai tempat berdirinya candi utama.



Indikasi bahwa situs Planggatan adalah sebuah candi didapatkan pada temuan beberapa panil relief dan juga struktur batu bersusun yang identik sekali dengan struktur sebuah candi, dan juga terdapat tangga yang menguhubungkan teras yang satu ke teras yang lain meskipun saat ini hanyalah satu tangga saja yang berhasil di temukan.

Panil-panil relief masih menyimpan misteri tentang kisah yang terpahatkan. Tak banyak panil relief yang ditemukan membuat pahatan kisah di reruntuhan ini sulit untuk diterka apa maksudnya. Namun ada satu panil relief yang cukup bisa dianalisa yaitu sebuah panil relief dengan pahatan Gajah Wiku.
Panil relief berupa Gajah Wiku menguatkan indikasi tentang masa pembuatan candi. Terdapat empat baris pahatan prasasti yang terletak di kanan Gajah Wiku.
Di dalam panil Gajah Wiku juga terdapat susunan kalimat yang mungkin saja adalah tahun pembuatan candi. Pahatan prasasti inilah yang menguatkan bahwa pembuatan situs Planggatan terjadi di masa yang sama dengan pembuatan Candi Sukuh.



Panil relief Gajah Wiku

Hampir satu jam aku berada di sini, kabut pekat silih berganti datang. Tak ada orang yang datang ke sini. Penduduk sekitar hanya berlalu-lalang di ladang. Hanya serangga-serangga kecil yang menemaniku di reruntuhan tak bertuan ini.

Jejak Hindhu terhadap candi ini tertuju pada sebuah batu Lingga-Yoni. Batu Lingga-Yoni sangatlah identik dengan agama Hindhu. Selain batu Lingga-Yoni juga ditemukan batu Bokor yang biasanya digunakan untuk menaruh sesaji.



Nampaknya masih sulit menerka tentang maksud pembuat candi. Apakah masih juga sama untuk tempat pensucian diri ataukah untuk yang lain, agaknya masih perlu untuk terus digali lagi. Ada yang mengatakan jika situs ini juga masih berhubungan dengan raja terakhir Majapahit.
Diceritakan bahwa Prabu Brawijaya V berpindah dari keratonnya di Jawa Timur ke Gunung Lawu sebelah Barat, sebelumnya Brawijaya sempat beristirahat dan membuat singgahan di sekitar Rawa Pening yang saat ini disebut Candi Dukuh.

Nampaknya, situs Planggatan masih harus menjadi reruntuhan tak bertuan. Ia akan terus bertahan dari perubahan jaman untuk kembali dipugar. Kisah situs Planggatan tak bisa bercerita sendiri begitu saja, harus ada yang membuka tabir baru untuk merangkai kisah dari reruntuhan tak bertuan di tepi barat lereng Gunung Lawu.

Masa Hindhu-Buddha di Nusantara masih menyimpan begitu banyak misteri yang belum terpecahkan. Mereka akan selalu menunggu untuk bisa dikisahkan kembali. Tak sekedar berdiri namun juga menjadi sebuah pembelajaran diri.


Dokumentasi lainnya:











Referensi/sumber pendukung:
* www.karanganyarkab.go.id


Catatan tambahan:
* Situs Planggatan terletak di Dukuh Tambak, Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Untuk mencapai lokasinya bisa mengambil rute sebagai berikut:
Solo - Ngargoyoso - sampai di bekas retribusi masuk ambil kanan ke arah air terjun Jumog - lurus ikuti jalan hingga bertemu pertigaan yang berpetunjukkan Situs Planggatan - belok kiri - lurus ikuti jalan - sampai di persimpangan Situs Planggatan dan Telaga Madirda ambil lurus - ikuti jalan - lihat di sepanjang jalan akan ada penunjuk arah Situs Planggatan - ikuti saja maka akan sampai di Situs Planggatan.
* Tiket masuk tidak ada begitu juga dengan parkir.
* Pilihan terbaik adalah dengan membawa sepeda motor.
* Tetap hormati candi/situs ketika sedang berkunjung.

Post a Comment

1 Comments