Sendratari Ramayana Balekambang: Anoman Obong


Hujan tiba-tiba mengguyur kota Solo menjelang berbuka puasa. "Yahh... bakalan di gedung kesenian lagi pentas Sendratari Ramayana Balekambang," kira-kira begitu yang ada dalam pikiran ini ketika hujan masih saja mengguyur meski waktu maghrib sudah berlalu. Namun, akhirnya hujan yang membasahi kota ini pun reda.
Berangkat dengan gowes lagi menuju taman Balekambang yang notabene cukup melelahkan hahaha. Baru saja memasuki jalan menuju pintu masuk timur nampak dari kejauhan sudah ramai dengan pengunjung dan yaa, sesampainya disana arena open stage sudah cukup padat tapi masih beruntung dapat di bagian depan.

Sanggar Krida Budaya

Anoman Obong, itulah lakon yang dipentaskan malam ini oleh Sanggar Krida Budaya Surakarta. Kendati jadwal acara pukul 8 malam namun sebelum jam 8 panggung terbuka sudah penuh dengan penonton pun juga penonton dari luar kota yang setia menyaksikan gelaran Sendratari Ramayana Open Stage Taman Balekambang ini. Seperti biasanya pula sebelum menuju acara inti ada tarian pembuka. Kali ini tarian pembukanya menyajikan salah satu tari klasik gaya Surakarta yaitu Tari Srimpi Gandakusuma.

Tari Srimpi Gandakusuma


Perlahan nan lembut empat penari putri berjalan perlahan memasuki panggung. Alunan nada gamelan nuansa klasik langsung terasa. Semerbak wangi mawar menusuk hidung ketika Samparan pertama dilakukan, menghamburkan bunga mawar merah dan putih ke penjuru lantai panggung ---ini salah satu bagian yang favorit ketika di awal sebuah tarian, bunga yang berhamburan menambahkan kesan estetika tersendiri dan aura magis akan bertambah seiring menyerbaknya wewangi mawar. Gerakan lembut lemah gemulai dan bersinergi dengan ketukan gamelan begitu memikat, meski rasa tari Srimpi ini baru aku rasakan di pertengahan hingga akhir pertunjukan.
Alunan gamelan perlahan mulai lirih, keempat penari putri perlahan berjalan menuju balik panggung dan tarian yang dibawakan kurang lebih 15 menit ini pun selesai.



Ceritane wayang jawi
Ing praja Ngalengkadiraja
Rahwana raja arane
Gawe geger nyolong Sinta
Anoman cancut tumandhang
Ngalengka wis dadi awu
Kobong gedhe, jeroning praja...

Lagu Anoman Obong mengiringi sajian inti. Riuh tepuk penonton pun saling bersahutan. Dibuka dengan kemunculan Dewi Anjani dan kemudian dengan gerak lincahnya sesosok kera putih muncul. Yaa, dia adalah Sang Anoman tokoh utama dalam lakon ini. Melompat ke sana, berlari ke sini, sebagaimana seekor kera. Lantas adegan beralih ketika terjadi perselisihan antara Subali dan Sugriwa ---kisah lengkapnya bisa dibaca episode Geger Gua Kiskenda--- karena adanya kesalahpahaman antar keduanya. Rama dan Anoman pun muncul, dari kejauhan Rama sudah membidikkan panahnya ke arah Subali dan dengan sekali bidik panah menghujam Subali hingga membuatnya tewas. Setelah kejadian Subali-Sugriwa, Rama yang telah kehilangan Sinta mengutus Anoman untuk mencari dimana Sinta berada dan sebagai bukti bahwa ia adalah utusan Rama, diberikan sebuah cincin kepada Anoman untuk dibuktikan kepada Sinta nantinya, bahwa ia memang benar-benar utusan Rama.

Subali (dua dari kanan) ketika hendak dipanah

Diperjalanan mencari Sinta ia bertemu dengan raksasa yang menghadang perjalanannya. Lantas terjadilah pertempuran antara Anoman dan Wilkataksini. Raksasa Wilkataksini pun tewas ditangan Anoman. Perjalanan Anoman masih menemui titik buntu hingga tanpa disengaja ia bertemu dengan seekor burung bernama Sempati ---Sempati ini saudara dari Jatayu yang tewas ketika menolong Sinta saat Sinta diculik Rahwana. Pertemuan dengan Sempati memberikan titik cerah kepada Anoman dan kini ia tahu kemana harus pergi. Alengka!
Dari kejauhan Sinta dan Trijatha muncul. Di taman Soka mereka berada, menanti sebuah kabar dari Rama. Tiba-tiba datanglah penguasa Alengka, ia berusaha membujuk Sinta agar mau menjadi istrinya, segala rayu ia coba hingga putus rasa sabarnya hingga dihujamkan keris kepada Sinta namun berhasil dihalang oleh Trijatha. Rahwana pun pergi meninggalkan taman Soka dengan rasa kesal.
Anoman akhirnya menemukan keberadaan Sinta. Awalnya Sinta tak percaya bahwa Anoman adalah utusan Rama hingga akhirnya ditunjukkan sebuah cincin yang diberikan Rama tadi. Sinta pun mempercayai bahwa Anoman memang utusan suaminya. Lantas Anoman diberikan sebuah benda dari Sinta yang menandakan bahwa ia sudah menemukan Sinta sekaligus penanda bahwa Sinta masih hidup.


Anoman mengacau seisi Alengka, hingga membuat kerajaan ini porak poranda dibuatnya, pun keberadaan Anoman di Alengka sudah diketahui, pasukan raksasa segera menghadangnya. Terjadilah pertarungan sengit. Para raksasa ini kewalahan menghadpi Anoman, hingga akhirnya muncul Indrajit yang sudah siap dengan panahnya. Sekali bidikan panah itu mengenai tubuh Anoman dan langsung melilit tubuh kera putih itu.
Diboyonglah itu kera putih ke alun-alun. Alunan gamelan sekain gencar, Anoman yang terikat tadi pun dibakar hidup-hidup. Api membuat suasana open stage menjadi semakin dramatis! Api seketika membakar seluruh tubuh Anoman. Bukannya mati terbakar melainkan Anoman berhasil meloloskan diri dan membuat bara api beterbangan ke penjuru Alengka. Terbakarlah hebat itu Alengka.
"Duerrr...! Duerrr...!" Suara kembang api di atas langit seakan menandakan bahwa suara kehancuran awal Alengka begitu dahsyat. Api semakin menjadi-jadi. Alengka yang indah kini berubah menjadi lautan api. Anoman berdiri gagah ditengah panggung yang yang terbakar dan lakon Anoman Obong selesai disambut tepukan penonton yang sangat riuh.


Indrajit yang siap memanah Anoman

Anoman setelah membumihanguskan Alengka

Ini lakon yang paling menghibur mata penonton. Dengan segala properti yang disiapkan dan efek yang ditimbulkan benar-benar membuat kita terbawa suasana ketika Alengka terbakar hebat.

Lakon favorit dalam lakon ini adalah Trijatha. Dari eksperi hingga tatap mata yang tajam tanpa ragu ---suka dengan penari yang memiliki sorotan mata tajam tak ragu dan tak mudah tergoyahkan, beberapa penari ketika aku tatap matanya sering tergoyahkan dan hilang itu sorotan matanya--- begitu epik juga ketika ada adegan saat ia digoda Anoman. Ekspresinya pas baget, hehehe.

Kemudian tokoh utama lakon ini, tak lain adalah Anoman.
Tahukan Anoman yang mana, hehehe

Meski klimaks pertunjukan begitu memuaskan namun diawal-awal pertunjukan kurang begitu greget. Terutama ketika adegan pertarungan kurang begitu greget diawal.
Secara "penghibur mata" ini lakon terbaik sepanjang Januari-Juni tetapi masih belum move on soal ekspresi dan aransemen gamelan dari bulan lalu.
Bagaimanapun juga kita perlu mengapresiasi kepada mereka yang mau melestarikan budaya kita sendiri.

Oh iya, beberapa kali pemain terpeleset, terkadang ini membuat "lucu dan tawa" namun juga sedikit berbahaya! Sebaiknya lantai panggung dirawat agar tidak licin ketika terkena air. Jadi perawatan open stage-nya harus ditingkatkan lagi!

Untuk bulan depan Sendratari Ramayana Open Stage Taman Balekambang diadakan tanggal 15 Juli 2016.
Monggo yang mau menyaksikan bisa dijadwalkan. Acara ini gratis.
Episode Sendratari Ramayana Balekambang sebelumnya bisa dicari di label Sendratari, Ramayana, atau Balekambang.

Post a Comment

0 Comments