Merangkai yang Hilang dari Candi Kethek

Jejak istana para kera tak lagi tersisa. Rimbunan semak belukar yang dulunya adalah tembok pertahanan istana kini sudah menghilang. Api melahap itu semua, mengusir para kera jauh ke dalam sunyinya hutan Lawu guna mendirikan istana baru.

Tak satu orang pun aku jumpai ketika sampai di sini, hanya wangi semerbak dupa yang menyambutku. Sunyi, tenang, dan tersembunyi adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan suasana bekas istana kera ini.

Ketika istana para kera ini hancur, sebuah gundukan tanah muncul. Gundukan tanah yang pada akhirnya diketahui tersusun atas batu-batu yang ditata rapi dengan bentuk punden berundak. Dan kini jejak istana kera itu, dikenal sebagai Candi Kethek.
Episode Hindhu-Buddha Di Tanah Jawa kali ini sedang singgah di salah satu jejak peradaban Hindhu di lereng gunung Lawu. Tepatnya di sebelah timur laut Candi Cetho. Sebuah bangunan berupa punden berundak yang juga diperkirakan dibangun tak berselang jauh dari dibangunnya candi Cetho. Tak setenar candi Cetho memang tetapi bekas istana para kera ini juga mempunyai sisi menarik. Susunan batu-batu yang menjelma menjadi teras bertingkat mempunyai daya magis tersendiri. Namun sayang, kisah yang tersirat dalam candi Kethek seakan hilang begitu saja.


Wangi semerbak dupa menyebar ke setiap sudut candi. Dua rangkai dupa tertanam di tanah di salah satu teras. Tak lupa juga ada sesaji didekatnya.

"Oh, mungkin ada yang baru saja melakukan puja di candi ini sebelum aku datang." Batinku saat itu.

Di awal tangga teras pertama sepasang tiang besi dengan rantai sebagai penghubungnya menjadi pembatas agar pengunjung tidak lagi naik ke atas candi melewati tangga itu. Hal ini bertujuan untuk melindungi sisa relief yang masih terlihat agar tidak aus tergores kaki-kaki manusia. Tetapi pengunjung bisa naik ke atas melewati jalan di samping candi. Nasib candi Kethek memanglah tak seberuntung candi Cetho ataupun candi Sukuh. Setelah penemuannya di tahun 1842 oleh arkeolog Belanda, candi ini harus menunggu lama hingga terbentuk seperti sekarang.



Jejak Hindhu terhadap candi ini diindikasikan dengan adanya penemuan arca kura-kura di setiap tangga teras. Kura-kura dalam mitologi Hindhu adalah penjelmaan Dewa Wisnu dalam kidung Samudramanthana. Penemuan arca kura-kura inilah yang menguatkan indikasi bahwa candi Kethek adalah candi bercorak Hindhu dan digunakan untuk proses ruwatan.
Kidung Samudramanthana adalah kisah tentang pengadukan lautan guna mencari Tirta Amerta di mana Dewa Wisnu menjelma menjadi kura-kura raksasa dan menopang gunung Mandara untuk mengaduk laut.
Samar-samar semerbak dupa terus saja mengikutiku hingga teras paling atas. Di tempat ini terdapat sebuah bangunan kecil untuk menaruh dupa. Selama mendaki menuju teras teratas arca kura-kura sudah tidak lagi bisa aku temukan. Entah apakah hilang atau memang disimpan pihak terkait, aku tak tahu itu. Begitu juga dengan relief yang terukir di beberapa teras sudah tak lagi terlihat.



Ah, nampak candi ini sedikit kehilangan pamornya. Kidung Samudramanthana dengan arca kura-kura sebagai penanda mulai terkikis kisahnya. Yang datang ke sini mungkin hanya akan menikmati magisnya hawa gunung Lawu dengan sebuah punden berundak. Tetapi pembelajaran diri dari kidung Samudramanthana tak lagi bisa dilihat jejaknya.

Seekor lebah tiba-tiba saja hadir ketika aku sedang beristirahat sebentar di teras kedua. Ia terus saja "menggangguku" seakan ingin menyampaikan sesuatu. Ketika aku berpindah ke teras pertama, ia masih sama terus mengikutiku. Awan mendung sudah kian pekat, kabut tebal juga semakin turun.

"Mungkin lebah ini hanya ingin mengingatkanku jika sudah saatnya pulang."


Dan memang baru dua langkah melangkah keluar area candi, lebah itu sudah tak mengikuti lagi. Perjalanan menapaki jejak Hindhu-Buddha Di Tanah Jawa di lereng gunung Lawu inipun berakhir. Meninggalkan kidung Samudramanthana diantara sunyi senyapnya bekas istana para kera ini.


Catatan tambahan:
* Candi Kethek berada di belakang Candi Cetho.
* Harga tiket masuk sebesar Rp 3000.00 dan itu termasuk ke Puri Saraswati juga air terjun.
* Tetaplah sopan ketika sedang berkunjung ke candi.

Post a Comment

2 Comments

  1. niat banget dewean mas bay :D
    padahal suasanane agak gimana gitu, apalagi aroma dupane :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk, mumpung lagi selo mas

      Hahaha, iki balik ko Candi Kethek kamarku semingguan ambune dupo terus malah.

      Delete