Indonesian English Tweeting Community: Energi Positif dalam Twitter

Twitter kembali digemari dalam bermain media sosial. Setelah mati suri karena banyak penggunanya yang beralih ke Instagram, Twitter meraih kembali popularitasnya. Kembalinya Twitter sebagai media sosial yang digandrungi oleh banyak orang tentu membawa perubahan juga pada pola bermain Twitter.

Saya mulai bermain Twitter sejak tahun 2010. Awal bermain Twitter hanya sebatas dengan kawan sekolah. Memasuki bangku perkuliahan, saya menjadi sangat aktif bermain Twitter. Media sosial ini sedang berada pada puncaknya! Seleb-seleb Twitter kemudian bermunculan. Kehadiran Seleb Twit pada masa itu tidak kalah dengan Selebgram maupun Youtuber pada masa sekarang! Memasuki pertengahan 2014, Twitter mulai kehilangan pamornya. Instagram mulai banyak dilirik. Pun dengan Path. Pengguna Twitter banyak yang ramai-ramai berpindah ke Instagram ataupun Path. Termasuk saya. Twitter pada saat itu saya gunakan sebagai tempat melempar tautan dari Instagram atau Path. Sudah jarang untuk memperbarui status di Twitter. Hanya sesekali saja. Bisa dihitung dengan jari dalam hitungan satu bulan.

Setelah Twitter mati suri, pada tahun 2017 Twitter kembali dilirik. Banyak orang yang ramai-ramai kembali menggunakan Twitter. Twitter mendapatkan kastanya kembali! Akan tetapi, kembalinya Twitter dalam jagat media sosial diikuti pula dengan perubahan bermain Twitter. Saya senang bisa kembali berinteraksi dengan kawan-kawan lama saya di Twitter. Namun ada hal-hal yang membuat saya tidak suka dengan Twitter sekarang. Salah satunya ialah orang-orang merasa sah untuk menjadi liar dan brutal dalam berkata-kata dalam Twitter.

Twitter zaman sekarang tak ubahnya laksana lautan ujaran kebencian. Tidak jarang beranda Twitter saya dipenuhi oleh sumpah serapah. Saya menyadari bila hal itu datang dari re-tweet dari orang yang saya ikuti dan datang dari kanal Trend. Kanal Trend di Twitter juga mulai berubah. Bila dulu kanal Trend banyak diisi oleh tagar-tagar, kiwari, kanal Tren begitu absurd. Pun kanal Trend menjadi tempat untuk menyerang lawan-lawan politik. Twitter di Indonesia berubah salah satu sebabnya juga karena politik. Sampai sekarang masih terbelah-belah oleh kubu-kubu politik!

Situasi ini banyak menimbulkan energi negatif. Tidak jarang ketika membuka Twitter menguras banyak energi. Banyaknya ujaran seenak jidatnya, merasa sah menjadi liar, banyak debat yang akhirnya hanya saling hujat bukan bertukar pikiran, dsb., membuat Twitter menguras banyak energi! Tentunya bukan hanya hal-hal itu saja yang ada di Twitter. Banyak juga yang memiliki energi positif.


Latar belakang gambar Designed by Freepik.

Sabtu pekan lalu, saya menemukan tweet yang bertagar #IndonesianEnglishTweeting Community. Saya menemukan ini dari re-tweet sebuah akun yang saya ikuti. Saya memang membutuhkan asupan energi positif dari Twitter untuk itu saya langsung mengikuti komunitas ini.

#IndonesianEnglishTweeting Community ini mengingatkan saya dengan grup WA yang pernah ada dulu. Dalam grup WA itu ada yang namanya Jupe. Jupe merupakan akronim dari Jumat Pakai English. Jadi setiap hari Jumat, semua percakapan dalam grup WA menggunakan Bahasa Inggris. Berani mengobrol dalam Bahasa Inggris dulu. Intinya seperti itu. Soal tata bahasa dalam berbahasa Inggris “dikesampingkan” dan diperbaiki seiring berjalannya waktu. Namun, grup WA itu tidak bertahan lama. Hehehe.

Beberapa waktu sebelum menemukan #IndonesianEnglishTweeting Community saya membaca sebuah buku tentang petunjuk perjalanan ke Hindia-Belanda. Tentunya buku itu berbahasa Inggris. Saya cukup mengalami kendala ketika membaca buku itu. Banyak kata-kata yang asing! Saya harus bolak-balik membuka kamus dahulu untuk mengetahui artinya.

Selesai membaca buku itu, saya membuka Twitter dan menemukan #IndonesianEnglishTweeting Community. Tidak pikir panjang saya langsung mengikuti ini. Dalam beberapa hari ini, beranda Twitter lebih banyak energi positif. Saya kembali memutar ingatan tentang pelajaran Bahasa Inggris sewaktu sekolah. Hal kecil seperti penggunaan “in”, “on”, dan “at” saya pahami kembali dari #IndonesianEnglishTweeting Community.

Selain itu juga tentang penambahan ‘s untuk menyatakan kepunyaan/kepemilikan. Selama ini saya hanya mengetahui bila saat menyatakan kepunyaan maka akan ada penambahan ‘s. Setelah bergabung dalam #IndonesianEnglishTweeting Community saya mengetahui bila yang ditambahkan ‘s adalah kata benda yang berbentuk tunggal serta kata benda yang berbentuk jamak dengan akhiran selain “s”. Sedangkan kata benda jamak yang berakhiran dengan “s” maka hanya akan menerima tambahan tanda petik satu (‘). Sebagai contohnya adalah “The teachers’ desk” dan “The children’s toys”.

Saya baru bergabung pada Sabtu lalu. Tidak perlu takut bila salah dalam berbahasa Inggris di #IndonesianEnglishTweeting Community. Saya salah menuliskan “article” dengan “articel”. Hal itu baru saya sadari setelah ada yang mengoreksinya. Tenang saja “Polisi Bahasa” di sini tidak sejudes dan seseram para Social Justice Warrior (SJW). Hehehe.

Tentunya ketika mengikuti #IndonesianEnglishTweeting Community bukan berarti saya mendewakan Bahasa Inggris. Saya tetap mengutamakan Bahasa Indonesia dan melestarikan bahasa daerah (dalam hal ini Jawa). Bahasa Inggris tetaplah sebuah bahasa. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris tidak menjadikan kita satu tingkat lebih “berderajat” daripada yang tidak menguasainya. Tapi, ketika Bahasa Inggris masih dipakai sebagai bahasa penghubung dunia, setidaknya kemampuan berbahasa Inggris perlu dikuasai. Maka dari itu, selain mengutamakan Bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, perlu juga untuk menguasai bahasa asing.

Mengikuti #IndonesianEnglishTweeting Community benar-benar memberi energi positif dalam beranda Twitter saya. Kita memang mempunyai sebuah pilihan. Termasuk memilih lingkaran positif dalam bermain media sosial. Salah satu lingkaran positif dalam media sosial saya ialah #IndonesianEnglishTweeting Community. Sila bergabung serta ber-Inggris ria di #IndonesianEnglishTweeting Community. Dan saya akan menutup dengan tweet yang tersemat pada akun Twitter Coach Axdwin, (at)axdwin,
“We make mistakes while learning. We makes zero mistakes while doing nothing. I guarantee you.”

#IndonesianEnglishTweeting
Community

Post a Comment

0 Comments