Sendratari Ramayana Balekambang: Brubuh Alengka

Sendratari Ramayana Balekambang memasuki bulan kesebelas, itu berarti rangkaian dari gelaran Sendratari Ramayana Balekambang akan menuju pada akhir kisah cinta Rama dan Sinta.
Malam ini seperti biasanya, area panggung terbuka taman Balekambang sudah dipadati warga Soloraya. Malam ini menyuguhkan kisah akhir dari Kerajaan Alengka yang dipimpin oleh Rahwana dengan lakon Brubuh Alengka yang dipentaskan oleh sanggar Senjasri (Seniman Remaja Sriwedari).


Seperti biasanya sebelum acara inti dimulai ada sajian pembuka terlebih dahulu. Malam ini sajian pembukanya hanya satu yaitu tari Bajidor Kahot yang dipentaskan oleh sanggar Bunda Galuh.


Tari Bajidor Kahot ini khas sekali dengan tanah Pasundan. Dari pakaian, gerak, dan iramanya sangat khas Jawa Barat. Kipas menjadi pelengkap tarian ini. Gerakan yang memikat mata bagiku adalah ketika gerakan pinggul yang sangat Pasundan banget. Energik, lincah menjadi dasar gerak irama tari ini. Empat remaja putri berhasil membawa tarian ini dengan apik.

Setelah sajian pembuka kemudian berlanjut ke sajian inti yaitu Sendratari Ramayana Balekambang episode Brubuh Alengka. Dibuka dengan seluruh pemain memasuki area pertunjukan panggung terbuka. Diiringi dengan tabuhan gamelan yang lirih namun begitu syahdu. Para pemain menata diri dan menyanyikan sebuah lagu. Aku tak tahu apa judulnya yang jelas ketika lagu itu dinyanyikan langsung membuat merinding. Tabuhan gamelan dan lagu yang dinyanyikan ditambah semilir angin malam membuat suasana awal begitu magis, seakan ingin memberitahu bahwa kehancuran Alengka hanyalah tinggal menghitung hari.


Satu persatu penari menarik diri, area petunjuk hanya menyisakan Sinta dan para dayangnya. Gerakan halus Sinta dan para dayangnya ketika menari begitu terasa. Perlahan datanglah Trijatha menghampiri Sinta. Tak lama setelah itu Anoman yang tiba di Taman Soka berhasil menemukan Sinta. Ia bergegas menemui Sinta dan memberitahu perihal Rama. Sinta tak begitu saja percaya jika Anoman adalah utusan Rama. Tapi ketika Anoman memperlihatkan sesuatu yang diberikan Rama kepadanya, Sinta pun percaya bahwa Anoman adalah utusan Rama.
Belum sempat Anoman keluar dari Alengka untuk memberitahukan keadaan Sinta, ia dihadang para prajurit raksasa Alengka. Ia tak begitu kewalahan menghadapi para raksasa. Hingga akhirnya muncullah Indrajit yang segera melawan Anoman. Panah Indrajit berhasil mengenai Anoman dan seketika itu juga membuat Anoman terikat. Diboyonglah Anoman ke alun-alun untuk dibakar hidup-hidup atas perintah sang raja Alengka. Alun-alun kini begitu merah membara dan tiba-tiba api yang membakar Anoman terlontar ke penjuru Alengka. Alengka yang indah kini terbakar hebat.



Rahwana begitu kesal bukannya Anoman mati tapi malah kerajaannya terbakar hebat. Anoman pun berhasil kembali ke Rama dan memberitahu keadaaan Sinta. Kini ia tahu ke mana harus pergi. Pasukan Rama kini menuju Alengka. Sesampainya di Alengka mereka dihadang Sarpakenaka. Anoman pun maju perang menghadapi Sarpakenaka. Tak mudah mengalahkan Sarpakenaka tapi pada akhirnya Anoman berhasil mengalahkan Sarpakenaka. Kekalahan Sarpakenaka semakin membuat Alengka terdesak. Kini Kumbakarna yang berhasil dibangunkan maju di garis terdepan untuk menghadapi pasukan Rama.
Kumbakarna yang sudah tua tapi kekuatannya begitu luar biasa. Pasukan kera banyak yang mati dan kewalahan sendiri. Pun dengan Anoman yang kewalahan melawan Kumbakarna. Lantas Rama maju ke garis depan melawan Kumbakarna. Akhirnya Rama mengambil panahnya. Panah pertama dilepaskan dan menghantam keras tangan kanannya. Panah kedua menyusul berikutnya dan menembus tangan kirinya. Panah ketiga berhasil melukai kaki kanan dan panah keempat melukai kaki kirinya. Meski sudah tak berdaya Kumbakarna masih berjuang melawan. Akhirnya panah terakhir menghujam keras tubuh Kumbakarna dan membuatnya gugur di medan pertempuran. Musik gamelan begitu menyatu ketika Kumbakarna menerima satu persatu anak panah yang dilesatkan Rama.


Alengka semakin terdesak kini Indrajit maju untuk melawan pasukan Rama. Indrajit bertarung melawan pamannya sendiri yaitu Wibisana. Indrajit memang begitu perkasa namun akhirnya ia kalah ditangan pamannya sendiri. Sarpakenaka, Kumbakarna, dan Indrajit sudah gugur di palagan. Kini penguasa Alengka maju di garis terdepan. Kekuatannya memang begitu luar biasa. Rahwana dan Rama kini saling beradu kekuatan. Rama berhasil membuat Rahwana terluka namun dengan ajian Aji Pancasona yang dikuasai Rahwana membuat ia bisa bangkit lagi seperti sedia kala.
Kekuatan demi kekuatan terus beradu hingga akhirnya Rama melepaskan panah saktinya. Sekali hempas, panah itu menusuk tajam Rahwana hingga membuatnya gugur. Alengka yang hancur dan kematian Rahwana membuat Rama dan Sinta berhasil bersatu.



Dan selesailah gelaran malam ini ditutup dengan tepukan penonton yang begitu meriah. Semua menjadi favorit di gelaran malam ini. Termasuk dengan para penabuh maupun sindennya. Semua begitu menyatu.
Sepanjang tarian berhasil membuatku merinding. Ini benar-benar memuaskan mata dan rasa. Dari gerakan ekspresi, sorot mata, aransemen gamelan, semua berhasil menyatu dengan baik. Walaupun agak molor pertunjukannya sih. Ini yang jadi masalah klasik sejak Januari yaitu ketepatan waktu! Menurutku inilah gelaran terbaik sepanjang Januari hingga November.

Untuk bulan Desember diadakan pada tanggal 16 Desember 2016. Jangan sampai ketinggalan untuk episode terakhir dari seri Ramayana tahun 2016. Kisah ketika Sinta berhasil kembali ke pelukan Rama setelah perang besar di Alengka belum berakhir, jadi bagaimana nasib Sinta selanjutnya? Jangan lewatkan bulan depan.

Acara ini gratis. Silahkan berkunjung dan agendakan untuk menyaksikan seri pamungkas dari kisah Rama dan Sinta.
Sampai jumpa lagi di bulan Desember.

Post a Comment

0 Comments