Malam ini gelaran Sendratari Ramayana Balekambang kembali hadir memanjakan warga Soloraya. Bertepatan dengan hari jadi taman Balekambang yang ke-96 tahun atau tahun ke-8 setelah direvitalisasi oleh pemkot Solo. Taman Balekambang ini adalah taman yang sarat akan sejarah. Termasuk juga saat taman ini memasuki sejarah kelam ketika taman ini tak terurus. Kembali lagi soal gelaran Sendratari Ramayana Balekambang, malam ini menghadirkan wicarita Ramayana dengan episode penuh. Bertajuk Baratayuda Kudup Sari Pawaga dan dipentaskan oleh sanggar Sang Rama Budaya.

Tentu seperti biasanya, sebelumn acara inti ada sajian pembuka dahulu. Kali ini dibawakan oleh mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang dengan menampilkan e-gamelan. E-gamelan ini terdiri dari Bonang barung, Bonang penerus, Slenthem, Kenong, Kumpul, Saron, Demung, Peking.
E-gamelan ini pun tak luput mendapat kritikan dari walikota Solo. Menurutnya jika untuk penelitian monggo tapi jika untuk sebuah pertunjukan jangan. Karena nabuh gamelan itu butuh rasa bukan hanya sekedar menekan tombol.
Aku setuju dengan hal ini, karena memang rasa yang ditimbulkan antara gamelan biasa dengan e-gamelan memang berbeda. Bahkan setiap penabuh gamelan mempunyai rasa tersendiri beda jika itu sudah berupa e-gamelan. Kemudian masih ada sambutan-sambutan yang lainnya. Karena gelaran Sendratari Ramayana Balekambang ini dibuka langsung oleh walikota Solo sekaligus dibukanya Pasar Seni Balekambang guna memperingati hari jadi taman Balekambang. Setelah selesai semuanya tarian inti pun dimulai.
Di mulai ketika Rama berada di hutan Dandaka setelah berhasil memboyong Sinta ke Ayodya ketika ia memenangkan Sayembara Mantili. Di hutan ini Sinta melihat seekor rusa emas yang menarik hatinya. Lantas ia meminta Rama untuk menangkapnya. Ramapun segera pergi menangkapnya. Rama yang tak kunjung kembali membuat Sinta sedikit cemas hingga ia meminta Lesmana untuk menyusul Rama. Sebelum meninggalkan Sinta, ia membuat pagar gaib untuk melindungi Sinta. Muncullah Rahawana yang ingin menculik Sinta namun ia tak berhasil mendekat karena pagar gaib yang dibuat Lesmana tadi. Tiba-tiba datang seorang Brahmana yang meminta bantuan. Sinta yang tak menyadari bahwa sesungguhnya Brahmana itu adalah Rahwana menjulurkan tangannya keluar pagar gaib dan seketika itu Sinta ditarik keluar oleh Rahwana yang berubah ke wujud aslinya.
Di angkasa Sinta terus meronta-ronta.hingga Garuda Jatayu bertemu mereka berdua. Terjadilah perang antara Rahwana dan Jatayu. Satu persatu sayap Jatayu dipatahkan hingga ia terhempas ke tanah. Sebelum ajal, ia sempat memberitahu kepada Rama, siapakah yang menculik Sinta.

Adegan beralih ketika Subali dan Sugriwa berkelahi hebat satu sama lain. Sugriwa yang dibantu Rama berhasil membunuh Subali. Kini raja kera bukan lagi Subali namun Sugriwa. Di bawah komandonya ini pasukan kera membantu Rama mencari Sinta. Diutuslah Anoman mencari Sinta tapi sebelum pergi Anoman diberi cincin oleh Rama sebagai penanda bahwa ia memang utusan Rama. Anoman berhasil menemukan Sinta, ia berada di Taman Soka di kerajaan Alengka. Awalnya Sinta tak percaya bahwa ia adalah utusan Rama tetapi setelah Anoman memperlihatkan cincin yang diberikan Rama, Sinta percaya bahwa ia memang benar utusan Rama. Kehadiran Anoman ternyata sudah diketahui. Raja Alengka menyuruh anak buahnya menangkap Anoman. Pasukan raksasa kewalahan menghadapi Anoman, turunlah Indrajit melawan Anoman. Indrajit Melesatkan panahnya dan berhasil mengenai Anoman, seketika itu juga panah itu berubah wujud dan melilit tubuh Anoman. Diboyonglah Anoman di alun-alun untuk dibakar hidup-hidup. Api langsung membakar tubuh Anoman dengan ganasnya. Sekali hendak, tubuh Anoman berhasil bebas dan membuat api yang membakarnya beterbangan ke penjuru Alengka. Alengka yang indah kini menuju kehancurannya! Api dimana-mana menghanguskan Alengka. Sekembalinya Anoman dari Alengka, Rama pun tahu ke mana harus pergi. Alengka! Namun tak mudah untuk sampai Alengka. Ia harus melewati lautan yang luas. Dibantu dengan pasukan kera Rama membuat jembatan batu menuju Alengka.
Lantas adegan beralih ketika terjadi pertarungan antara Kumbakarna dan Rama. Pasukan kera tak bisa menghentikan Kumbakarna lantas Rama maju di garis depan. Satu panah menghujam tangan kanan, panah kedua membuat tangan kirinya putus, panah ketiga menembus kaki kanannya, panah keempat membuat kaki kirinya hancur. Kumbakarna sudah tak berdaya namun ia tetap berjuang demi negaranya. Panah kelima menghujam keras tubuh Kumbakarna dan membuat ia gugur di palagan. Kini giliran Indrajit yang maju perang. Indrajit berperang melawan pamanya sendiri yaitu Wibisana. Pada akhirnya Wibisana berhasil menumpas Indrajit. Rahwana yang kian terdesak kini maju di garis terdepan. Rama kemudian maju melawan Rahwana. Pertarungan hebat pun terjadi. Rahwana gugur ketika anak panah Rama berhasil melukainya.
Sinta kini sudah ditangan Rama dan ia kembali kepada orang yang ia cintai. Namun Rama meragukan akan kesucian Sinta selama di Alengka. Lantas dibuatnya api pembakaran diri. Jika memang Sinta tak suci lagi maka ia akan terbakar api. Akhirnya Sinta melakukan pembakaran diri dan ia berhasil melewati itu. Kini Rama dan Sinta telah kembali lagi.

Riuh tepukan penonton menandakan gelaran malam ini sudah selesai. Secara keseluruhan cukup puas dengan malam ini. Tapi menurutku animasi di background kurang begitu greget dan pas. Aku rasa tanpa adanya aninasi jauh lebih baik.
Untuk foto kali ini didukung oleh Mas Koo Maru.
Sampai jumpa di gelaran bulan berikutnya.
Baratayuda Kudup Sari Pawaga adalah perang besar karena cinta. Cinta antara Rama, Sinta, dan penguasa Alengka, Sang Rahwana Raja. Perang besar yang melibatkan prajurit Raksasa dari Alengka dan pasukan kera dari Gua Kiskenda yang berada di pihak Rama. Peperangan ini dipicu oleh Rahwana yang menculik Sinta untuk dijadikan istrinya. Perjalanan kembali ke Alengka setelah berhasil menculik Sinta dihadang oleh seekor burung garuda bernama Jatayu. Garuda Jatayu berusaha merebut Sinta namun naas ia malah terbunuh ditangan Rahwana. Tapi sesaat sebelum sukmanya meninggalkan raga, ia berhasil memberitahu Rama tentang siapakah gerangan yang menculik Sinta. Rama dan Lesmana berangkat menuju Alengka. Di tengah perjalanan mereka bertemu Subali dan Sugriwa yang sedang berkelahi karena kesalahpahaman di antara keduanya. Subali menderita kekalahan dan berujung dengan kematiannya. Sugriwa dan pasukan keranya membantu Rama untuk merebut kembali Sinta. Prajurit Alengka satu demi satu gugur, menyusul para senapati-nya, dan akhirnya kematian menghampiri Sang Raja Alengka: Rahwana.
Tentu seperti biasanya, sebelumn acara inti ada sajian pembuka dahulu. Kali ini dibawakan oleh mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang dengan menampilkan e-gamelan. E-gamelan ini terdiri dari Bonang barung, Bonang penerus, Slenthem, Kenong, Kumpul, Saron, Demung, Peking.
E-gamelan ini pun tak luput mendapat kritikan dari walikota Solo. Menurutnya jika untuk penelitian monggo tapi jika untuk sebuah pertunjukan jangan. Karena nabuh gamelan itu butuh rasa bukan hanya sekedar menekan tombol.
Aku setuju dengan hal ini, karena memang rasa yang ditimbulkan antara gamelan biasa dengan e-gamelan memang berbeda. Bahkan setiap penabuh gamelan mempunyai rasa tersendiri beda jika itu sudah berupa e-gamelan. Kemudian masih ada sambutan-sambutan yang lainnya. Karena gelaran Sendratari Ramayana Balekambang ini dibuka langsung oleh walikota Solo sekaligus dibukanya Pasar Seni Balekambang guna memperingati hari jadi taman Balekambang. Setelah selesai semuanya tarian inti pun dimulai.
Di mulai ketika Rama berada di hutan Dandaka setelah berhasil memboyong Sinta ke Ayodya ketika ia memenangkan Sayembara Mantili. Di hutan ini Sinta melihat seekor rusa emas yang menarik hatinya. Lantas ia meminta Rama untuk menangkapnya. Ramapun segera pergi menangkapnya. Rama yang tak kunjung kembali membuat Sinta sedikit cemas hingga ia meminta Lesmana untuk menyusul Rama. Sebelum meninggalkan Sinta, ia membuat pagar gaib untuk melindungi Sinta. Muncullah Rahawana yang ingin menculik Sinta namun ia tak berhasil mendekat karena pagar gaib yang dibuat Lesmana tadi. Tiba-tiba datang seorang Brahmana yang meminta bantuan. Sinta yang tak menyadari bahwa sesungguhnya Brahmana itu adalah Rahwana menjulurkan tangannya keluar pagar gaib dan seketika itu Sinta ditarik keluar oleh Rahwana yang berubah ke wujud aslinya.
Di angkasa Sinta terus meronta-ronta.hingga Garuda Jatayu bertemu mereka berdua. Terjadilah perang antara Rahwana dan Jatayu. Satu persatu sayap Jatayu dipatahkan hingga ia terhempas ke tanah. Sebelum ajal, ia sempat memberitahu kepada Rama, siapakah yang menculik Sinta.
Adegan beralih ketika Subali dan Sugriwa berkelahi hebat satu sama lain. Sugriwa yang dibantu Rama berhasil membunuh Subali. Kini raja kera bukan lagi Subali namun Sugriwa. Di bawah komandonya ini pasukan kera membantu Rama mencari Sinta. Diutuslah Anoman mencari Sinta tapi sebelum pergi Anoman diberi cincin oleh Rama sebagai penanda bahwa ia memang utusan Rama. Anoman berhasil menemukan Sinta, ia berada di Taman Soka di kerajaan Alengka. Awalnya Sinta tak percaya bahwa ia adalah utusan Rama tetapi setelah Anoman memperlihatkan cincin yang diberikan Rama, Sinta percaya bahwa ia memang benar utusan Rama. Kehadiran Anoman ternyata sudah diketahui. Raja Alengka menyuruh anak buahnya menangkap Anoman. Pasukan raksasa kewalahan menghadapi Anoman, turunlah Indrajit melawan Anoman. Indrajit Melesatkan panahnya dan berhasil mengenai Anoman, seketika itu juga panah itu berubah wujud dan melilit tubuh Anoman. Diboyonglah Anoman di alun-alun untuk dibakar hidup-hidup. Api langsung membakar tubuh Anoman dengan ganasnya. Sekali hendak, tubuh Anoman berhasil bebas dan membuat api yang membakarnya beterbangan ke penjuru Alengka. Alengka yang indah kini menuju kehancurannya! Api dimana-mana menghanguskan Alengka. Sekembalinya Anoman dari Alengka, Rama pun tahu ke mana harus pergi. Alengka! Namun tak mudah untuk sampai Alengka. Ia harus melewati lautan yang luas. Dibantu dengan pasukan kera Rama membuat jembatan batu menuju Alengka.
Lantas adegan beralih ketika terjadi pertarungan antara Kumbakarna dan Rama. Pasukan kera tak bisa menghentikan Kumbakarna lantas Rama maju di garis depan. Satu panah menghujam tangan kanan, panah kedua membuat tangan kirinya putus, panah ketiga menembus kaki kanannya, panah keempat membuat kaki kirinya hancur. Kumbakarna sudah tak berdaya namun ia tetap berjuang demi negaranya. Panah kelima menghujam keras tubuh Kumbakarna dan membuat ia gugur di palagan. Kini giliran Indrajit yang maju perang. Indrajit berperang melawan pamanya sendiri yaitu Wibisana. Pada akhirnya Wibisana berhasil menumpas Indrajit. Rahwana yang kian terdesak kini maju di garis terdepan. Rama kemudian maju melawan Rahwana. Pertarungan hebat pun terjadi. Rahwana gugur ketika anak panah Rama berhasil melukainya.
Sinta kini sudah ditangan Rama dan ia kembali kepada orang yang ia cintai. Namun Rama meragukan akan kesucian Sinta selama di Alengka. Lantas dibuatnya api pembakaran diri. Jika memang Sinta tak suci lagi maka ia akan terbakar api. Akhirnya Sinta melakukan pembakaran diri dan ia berhasil melewati itu. Kini Rama dan Sinta telah kembali lagi.
Riuh tepukan penonton menandakan gelaran malam ini sudah selesai. Secara keseluruhan cukup puas dengan malam ini. Tapi menurutku animasi di background kurang begitu greget dan pas. Aku rasa tanpa adanya aninasi jauh lebih baik.
Untuk foto kali ini didukung oleh Mas Koo Maru.
Sampai jumpa di gelaran bulan berikutnya.
0 Comments