Sendratari Ramayana Balekambang: Sarpakenaka Prahasta Gugur


Purnama bersinar terang di ufuk timur, menyinari malam yang baru saja datang. Tampak begitu cantik dengan cahayanya yang begitu menghasut sanubari. Jalanan kota yang begitu ramai mengubah wajah kota ini. Malam yang baru saja datang dan sinar purnama yang menyinari kota Solo menemani sepanjang perjalanan menuju Taman Balekambang, tentunya dengan wajah ramai kota ini.
Malam ini gelaran Sendratari Ramayana Open Stage Taman Belekambang kembali hadir dengan menyuguhkan lakon Sarpakenaka Prahasta Gugur. Bulan lalu dengan lakon Rama Tambak harus berakhir ditengah pertunjukan karena hujan mengguyur arena open stage. Pertunjukan berakhir ketika adegan sampai pada pembangunan Jembatan Rama.


Malam ini Sendratari Ramayana Balekambang dipentaskan oleh Sanggar Semarak Candra Kirana. Ketika aku sampai di open stage sudah hampir penuh dengan penonton tapi masih beruntung dapat posisi di bagian depan. Ditemani sinar purnama, Mbak Indri Sentir pun memasuki tengah panggung terbuka dan gelaran Sendratari Ramayana Open Stage Taman Belekambang pun dimulai. Seperti biasanya pula sebelum acara inti terlebih dahulu dibuka dengan tarian pembuka. Tari yang pertama adalah Tari Kukila dan kedua adalah Tari Bambangan Cakil.

Tari Kukila


Tarian yang mengadopsi gerak-gerik binatang sebagai gerak tariannya. Tari ini menggambarkan gerak lincah seekor burung. Hiasan di kepala hampir mirip dengan Tari Merak. Gerakan lincah nan rancak lumayan terasa.

Kemudian dilanjutkan dengan tari Bambangan Cakil.

Tari Bambangan Cakil


Tentunya sudah tak asing mendengar tari ini terlebih jika tinggal di Jawa Tengah terlebih lagi jika gemar menonton wayang karena tari ini diadaptasi dari adegan Perang Kembang dalam pewayangan. Meski penari Kesatria beberapa kali terlihat gemetar tetapi cukup apik membawakan tarian ini namun kurang greget ketika adegan tanding antara Bambangan dan Cakil. Tari yang mengisyaratkan bahwa kejahatan akan kalah dengan kebaikan.

Purnama masih setia menemani dengan sinarnya yang begitu terang. Sajian intipun dimulai.
Dibuka dengan kemunculan raksasa wanita bernama Sarpakenaka. Pertarungan Sarpakenaka dengan Anoman juga Lesmana tak bisa di hindari. Anoman yang bertarung dengan Sarpakenaka kewalahan dengan kesaktian yang dimiliki raksasa wanita itu. Kemudian Lesmana maju untuk melawan Sarpakenaka. Sarpakenaka yang sedari awal jatuh hati kepada Lesmana seolah terbius dalam pertarungan ini. Ia bukannya bertarung tetapi menggoda dan merayu Lesmana hingga membuatnya lengah dan seketika itu juga Anoman menyelinap dan mencabut kuku sakti milik Sarpakenaka. Kesakitan Sarpakenaka karena ulah Anoman. Lesmana pun mengambil kesempatan itu lantas membidikkan panahnya ke arah Sarpakenaka dan panah pun menghujam keras tubuh Sarpakenaka hingga membuatnya tewas.



Kematian Sarpakenaka memperpanjang kekalahan di pihak Rahwana. Sudah begitu banyak pasukan Alengka yang gugur melawan Rama. Kemudian adegan beralih dimana Kembang Dewaretna berada. Sebuah pusaka yang konon bisa menghabisi pasukan kera Rama. Namun petaka kembali menghampiri Alengka, seakan menandakan bahwa keruntuhan Alengka hanya tinggal menghitung hari.
Prahasta yang ditugaskan untuk menjaga Kembang Dewaretna lengah dan alhasil Kembang Dewaretna pun tercuri. Rahwana yang mengetahui akan hal itu marah besar dan langsung menunjuk Prahasta untuk merebut pusaka itu kembali.


Berangkatlah itu Prahasta. Perjalanan Prahasta untuk mendapatkan kembali Kembang Dewaretna dihadang pasukan kera. Terjadilah pertarungan hebat. Pasukan kera dengan Anila sebagai patihnya perlahan terdesak. Banyak pasukan kera yang mati dan Anila pun juga terdesak.
Anila semakin terdesak dan tenaga pun hampir habis. Tiba-tiba Anila seakan mendapatkan kekuatan besar dan mengangkat sebuah tugu kemudian menghujamkannya ke arah Prahasta. Seketika itu pun Prahasta gugur.


Pun gelaran Sendratari Ramayana Open Stage Taman Belekambang ini berakhir dengan gugurnya sang patih Prahasta.
Adegan yang paling aku suka ketika ending dimana Prahasta gugur. Kekompakan dan komposisi penari begitu apik untuk penutup sebuah tarian.
Namun adegan tarung kurang greget. Untuk komposisi sebuah tarian ini salah satu yang baik.

Favorit dari gelaran ini adalah Sarpakenaka, suka dengan energi yang ia bawakan.


Dan ini favorit jika sedang menonton Wayang Orang Sriwedari terlebih jika sedang memerankan tokoh Arjuna dan sifat playboy-nya muncul, hehehe.


Sampai jumpa di bulan berikutnya tepatnya tanggal 16 September 2016

Post a Comment

0 Comments