Sendratari Ramayana Balekambang: Sayembara Mantili

Jumat malam, 29 Januari 2016 menjadi pagelaran perdana Sendratari Ramayana Open Stage Taman Balekambang. Kali ini masih sama seperti bulan lalu --- nonton e dewean, hahaha --- tapi bagiku tak penting entah sendiri atau tidak. Mungkin karena sudah terbiasa menikmati acara yang berlatar belakang budaya terutama budaya jawa selalu sendirian jadi yaa biasa wae kluntang-klantung dewe koyo cah ilang.

Lakon malam ini adalah Sayembara Mantili, mungkin yang sudah terbiasa membaca atau mendengar kisah Ramayana tak asing dengan lakon ini. Lakon perdana ini dipentaskan oleh anak-anak SMK N 8 Surakarta. Salah satu favorit penampil yaa SMK N 8 ini atau biasa dikenal SMKI, lebih ke arah totalitas penampilan yang bikin greget terlebih untuk peran yang bukan peran utama. Kisah ini kurang lebih bercerita tentang Rama yang mendapatkan Sinta dalam sebuah sayembara, tapi dalam lakon kali ini sedikit berlanjut sampai pada Rama, Sinta, juga Lesmana harus meninggalkan Kerajaan Ayodya dan pergi mengasingkan diri ke hutan.

Seperti biasa sebelum acara inti ada gelaran pembuka dahulu, malam ini dibuka oleh siswa-siswi dari SMK N 12 Surabaya. Membawa dua tarian yang pertama adalah Tari Remo dan yang kedua adalah Tari Sparkling. Tari Remo pasti sudah tak asing lagi. Tari ini menggambarkan keberanian seorang pangeran dalam bertempur di medan pertempuran, Tari Remo yang dibawakan malam ini adalah Tari Remo Putri, secara mendasar tidak ada bedanya hanya saja penarinya dilakukan oleh para wanita.


Sedang tari sparkling ini ---ejaannya benar atau tidak aku juga tak tahu, yang terdengar olehku seperti itu waktu pembawa acara menyebutkan tari ini--- menurut ku lebih kearah tari penyambutan dari lirik lagu pengiringnya itu lebih ke arah "selamat datang di kota Surabaya". Tari merupakan tari kreasi baru.


Lanjut ke tarian inti, lakon Sayembara Mantili ini dibuka dengan Rama dan Lesmana yang hendak berangkat menuju Kerajaan Mantili untuk mengikuti sayembara memperoleh Sinta setelah mendengar kabar sayembara dari Begawan Yogiswara.


Agenda kemudian berganti diarea tempat sayembara. Di sana sudah ada sebuah Busur Gandewa dan juga para raja maupun ksatria yang ikut andil dalam sayembara ini. Tak lama kemudian Raja Janaka dan Dewi Sinta keluar menuju ke arena sayembara. Sayembaranya sangatlah sederhana "siapa saja yang berhasil mengangkat busur ini, dialah yang menjadi pemenang dan mendapatkan Sinta". Satu demi satu raja/ksatria yang hadir mencoba mengangkat busur itu namun dari semuanya tak ada yang berhasil. Diadegan ini juga diselingi tingkah konyol para raja/ksatria yang hendak mengangkat busur guna memecah suasana --- aku rasa ini boleh-boleh saja selama cerita inti tak terganggu---


Setelah semua yang hadir tak berhasil mengangkat busur Gandewa itu tiba-tiba datanglah Rama beserta Lesmana. Tak perlu waktu waktu lama Rama pun maju dan mencoba mengangkat busur itu. Yaa, dengan mudahnya busur itu terangkat oleh Rama. Keberhasilan Rama mengangkat busur itu memastikan dialah yang berhak menjadi suami Sinta.


Raja Janaka merestui Rama dan Sinta untuk pergi ke Ayodya

Kemudian setelah berhasil memenangkan sayembara Rama, Sinta, dan Lesmana pamit kepada raja Janaka dan segera menuju Ayodya untuk memberikan kabar bahagia ini. Ditengah perjalanannya ke Ayodya tiba-tiba perjalanan mereka dihadang seorang resi yang berperawakan tinggi nan besar. Resi itu memang sedari dulu ingin membunuh Rama dan terjadilah perang diantara mereka. Pada akhirnya Rama memenangkan pertempuran itu.

Kedatangan Rama, Sinta, dan Lesmana diterima baik oleh Bharata namun tidak dengan ibunya Bharata. Ia takut jika Rama tinggal di Ayodya maka Bharata tidak akan menjadi Raja oleh karena itu Keikayi mengusir Rama, Sinta, dan Lesmana. Pengusiran itu didasarkan pada janji Raja Dasarata kepada Keikayi, bahwa Raja Dasarata berjanji akan memberikan tahta selanjutnya kepada anak Keikayi yang tak lain adalah Bharata. Atas dasar janji itu Raja Dasarata tidak bisa menolak permintaan Keikayi. Mereka (Rama, Sinta, Lesmana) harus mengasingkan diri ke hutan selama 14 tahun. Kepergian Rama, Sinta, Lesmana membuat Raja Ayodya itu marah namun sekaligus sedih karena ditinggalkan oleh putranya.
Dan selesailah gelaran hari ini. Secara keseluruhan puas dengan persembahan ini. Semua pemain memainkan karakternya apik dan pas.

Untuk pemain favorit dalam lakon ini adalah mas yang satu ini


Paling suka dengan ekspresi dan sorotan matanya, tajam dan tidak ragu juga totalitas yang dipertunjukkan.

Untuk bulan Februari gelaran Sendratari Ramayana Open Stage Taman Balekambang akan diadakan tanggal 26 Februari 2016. Jika sedang singgah di kota Solo pada tanggal itu monggo nonton, acara ini gratis.

Post a Comment

0 Comments