Malang: Sepenggal Goresan Kisah Perjalanan "kelasku" dan "kelas sebelah"

Meski sudah hampir satu tahun namun rasa keakraban dua buah kelas yang dipisahkan oleh ganjil genapnya nomor induk mahasiswa, baru terasa ketika memasuki akhir dari semester dua. Yaa, sebuah laporan tentang ilmu tanah menjadi tonggak kebersamaan INFRAS dikemudian hari. Ketika semester tiga sudah mulai menyapa rasa akrab itu pun semakin tumbuh dan pada suatu waktu dipertengahan semester muncul sebuah ide bertajuk "Dolan Bareng Infras Goes To Malang" , selain untuk me-refresh-kan otak yang sudah sesak dengan angka-angka dunia persipilan juga untuk menjalin keakraban satu sama lain.


Sebenarnya awalnya ide ini merupakan lanjutan dari Infras Goes To Malang dengan enam lelaki itu dan dalam rangka lanjutan touring dengan tujuan ke Dieng dan berinisiatif untuk mengajak anak-anak untuk ikut, namun karena berbagai hal dan inilah itulah, yang jelas pada akhirnya Malang lah tujuannya, meski sediki ada rasa kecewa karena tak sesuai rencana awal -____-. November 2012 menjadi saksi bisu perihal hubungan dua kelas yang mulai akur ---hahaha, koyo pemerintahan wae :v---. Tujuan awal perjalanan ini Pantai Balekambang kemudian menuju Batu dan berakhir di Batu Night Spectacular (BNS). Jumat malam menjadi start awal perjalanan ini, anak-anak sudah mempersiapkan perlengkapannya masing-masing begitu juga denganku. Saya sendiri berangkat dari Pakelonan dengan formasi biasanya ditambah Alan, teman yang semester dua pindah ke Undip.
Langkah basah hujan mengantarkanku ke gerbang belakang kampus, yaaa disana adalah mepo dengan agen busnya. Sampai di gerbang belakang ternyata anak-anak sudah pada kumpul. Sekitar pukul setengah sepuluh malam perjalanan Dolan Bareng Infras Goes To Malang dimulai.
Berisik canda tawa dalam bus selalu riuh gemuruh, terlebih ketika memasuki Sragen, si Novita menjadi korban bully hahaha --- tau sendirilah, ketika Novita dibully malah semakin jadi---. Malam semakin larut dan satu persatu mulai tidur. Rute yang diambil kali ini via Blitar tak seperti perjalanan ku bersama Enam Lelaki. Selama perjalanan hanya aku dan Yogo yang masih terjaga hingga pagi menjelang.
Sekitar subuh kami sudah sampai disalah satu pom bensin di Blitar, entah apa namanya. Disini kami menjalankan kewajiban kami dan istirahat sejenak untuk mengisi perut. Sajian pagi ini yaa nasi kotak, tapi cukup mengganjal perut ---makanan apapun jika dinikmati bersama kenikmatannya akan bertambah---. Cukup lama kami disini dan tak terasa matahari mulai diatas ufuk timur. Selesai semuanya perjalanan kami lanjutkan. Masih perlu 2-3 jam perjalanan lagi hingga sampai ditujuan pertama.
Memasuki kawasan Malang selatan, pemandangannya cukup menyegarkan mata. Ditengah asiknya perjalanan ada hal yang tak terduga, akses menuju Pantai Balekambang ditutup karena daerah situ sedang merayakan hari jadinya. Alhasil kami semua berunding dahulu apakah mau lanjut tapi hanya pantai saja atau digantikan dengan objek wisata lain. Cukup lama kami disini dan berdiskusi dan sejenak mengistirahatkan badan. Dan akhirnya pantai pun batal -___- ---aku sendiri tertarik ke Malang karena salah satu tujuannya adalah pantai, namun apalah dikata harus berubah ke rencana dadakan---
Okelah, tujuannya diganti jadi Coban Rondo kemudian Batu dan BNS. Tanpa diskusi panjang lagi setelah menentukan tujuan awal, bus pun langsung tancap gas puolll menuju Coban Rondo. Perjalanannya sekitar dua jam lagi. Jalanan berkelok-kelok via Batu mengingatkanku ketika Touring Enam Lelaki dahulu. Suasana hijau dan pemandangan khas gunung memanjakan mata sepanjang perjalanan menuju Coban Rondo. Dan sekitar pukul setengah sebelas sampai juga di tujuan dadakan pertama. Udara khas pegunungan begitu terasa, sejuk dan cukup dingin. Kami harus berjalan sekitar lima menit untuk sampai di air terjunnya. Gemericik air pun menggoda untuk dijamah, kami tak ada yang berbasah-basah ria, namun percikan air yang menghujam tubuh cukup membuat basah. Berfoto sana berfoto sini, pokoknya eksis, hahaha


Lama menikmati air disini, perjalanan kami lanjutkan menuju alun-alun Batu, tetapi sebelum menuju alun-alun kami mampir dahulu ke pusat oleh-oleh dan sebuah restoran untuk mengisi perut (lagi). Kami sampai juga di restonya entah apa namanya aku sendiri lupa, hahaha. Rawon menjadi menu utama kami. Selesai itu semua perjalanan kami lanjutkan menuju pusat oleh-oleh namun gerimis mengantarkan kami menuju kesana. Ramai sekali disini ---yaa iya lah namanya juga pusat oleh-oleh, kalau sepi yaa kuburan :v---. Selesai semuanya dan perjalanan kami lanjutkan ke alun-alun Batu, tak butuh waktu lama karena memang jarak dari sini cukup dekat. Sampai di alun-alun gerimis masih turun dengan setia. Aku sendiri hanya didalam bus saja sambil tiduran, ada pula yang mandi di masjid dekat alun-alun, ada juga yang sibuk berpose di alun-alun, maklum alun-alun Batu cukup ikonik untuk berfoto.
Hampir satu jam kami disini, setelah itu perjalanan kami lanjutkan ke BNS, yaa tempat yang dahulu Enam Lelaki pernah datangi. Tiket masuknya masih sama 10000 rupiah. Beberapa dari kami naik wahana disana, entah namanya apa aku juga lupa :v. Adapula yang masuk ke rumah hantu, dan yang paling digandrungi ya gokart-nya. Beberapa dari kami mencoba itu dan yang paling menarik tetap novita finish dengan dibantu petugasnya, semacam modus mas-mas petugas, meski finish terakhir tapi pengen naik podium paling atas, hahaha. Ada pula si Arif, start aja belum sudah nyelonong duluan, wkwkwk.
Waktu semakin malam dan ramai pengunjung pun semakin padat, beberapa dari kami sudah keluar menuju bus. Aku sendiri dan Apif keluar duluan sembari menunggu kami nostalgia membeli penthol sekaligus saling ngobrol. Beberapa sudah ada di sekitar bus, ada pula yang meet up dengan pacarnya, hahaha, tak perlulah aku sebutkan, kalian pasti juga ingat. Rasa lelah pun mendera yang memang tak bisa disembunyikan oleh raut muka. Satu persatu mulai masuk bus dan mengecek satu sama lain. Dan sekitar pukul sembilan kami pun bertolak dari BNS, namun anggun tidak ikut dia masih disana dengan saudaranya.



Perjalanan pulang mengambil rute via Batu. Sepanjang pulang hanya gelap yang ada. Sopirnya waktu pulang bak pembalap, goyang kanan goyang kiri, pokoke bablas balap, hahaha. Sampai di caruban sandy turun terlebih dahulu, kemudian sampai madiun nicky juga turun, dan sampai kebakramat rochmad pun juga turun duluan. Dan hingga akhirnya sampai juga di gerbang belakang kampus lagi ---loh wis tekan gerbang mburi meneh :v---.  Ada yang dijemput, ada pula yang tidur dikos-an. Rombongan pakelonan dan kontrakan yogo masih menikmati pagi di burjo tikungan. Dan akhirnya pagi mengantarkan istirahat kami semua.

Meski ada sedikit rasa kecewa karena rencana awal yang berubah, dan segala intrik masalah sebelum hari keberangkatan, namun yang pasti perjalanan ini memberikan kesan tersendiri.
Perjalanan yang menjadikan kita semakin akrab dan menjadi sebuah hubungan keluarga baru.
Terimakasih kawan, sudah memberikan waktu kalian yang tak bisa diambil kembali, meski aku terlambat untuk menyadarinya
Sekali lagi terimakasih, dan semoga kita akan selalu bisa saling sapa meski jarak menghalanginya dan bisa bernostalgia masa muda kita.

Sampai berjumpa lagi, kawan :)))

Post a Comment

0 Comments