“Ayo, sesuk neng
semarang diajak aziz”, itulah awal dari perjalanan selanjunya dari Empat Jejaka
Tangguh Pakelonan. Percakapan malam yang santai di Pakelonan antara aku dan
Fariza yang menjadi awal dari perjalanan jelajah malam Kota Semarang. Siang
hari berikutnya saya menerima pesan singkat dari fariza bahwa nanti sore
berangkat ke semarang, langsung saya bergegas mandi dan menuju basecamp
Pakelonan. Sekitar pukul tiga sore saya sudah sampai dan siap menuju Kota
Atlas.
Persiapan yang kami
lakukan tak begitu banyak hanya barang-barang yang dirsa perlu saja yang kami
bawa. Saya, Fariza,dan Aziz sudah siap berangkat menuju semarang tapi kita
masih menuggu satu teman lagi, yapp dia adalah anak perantauan asal Lampung
Utara, ia tidak lain tidak bukan adalah saudara Arif Fitria S. Tigapuluh menit
kami menunggu Arif dan datanglah juga dia yang ditunggu dari tadi. Perjalanan
kali ini tidak ditemani tongkat narsis alias tongis, dikarenakan sang pemilik
tongsis baru pulang kampung ke Madiun Kota Gadis.
Behubung waktu sudah
sore kami berangkat menuju semarang menggunakan transportasi darat yaitu bus.
Perjalanan kami dimulai pukul 4.00 sore dengan naik Batik Solo Trans (BST)
menuju tempar transit bus-bus yang akan menuju ke semarang. Tarif BST sekali
jalan yaitu 4500 rupiah. Kami naik BST dari halte BST Sekarpace dan turun di
halte BST Solo Square. Hampir setengah jam perjalanan kami menuju selter
transit bus semarang. Sekitar pukul 4.30 sore kami sudah tiba di selter transit
bus semarang dan kami pun langsung dapat bus ke semarang.
 |
Tugu Muda |
 |
Kawasan Tugu Muda |
Semarang: Jelajah Malam
ala Empat Jejaka Tangguh Pakelonan , itulah judul dari
perjalanan ini yang penuh dengan rasa semangat gerakan sehat gerakan jalan
kaki. Kembali lagi ke cerita, bus yang kami naiki menuju semarang adalah bus
Safari AC, biaya perjalana ke semarang dengan bus ini adalah 25.000 rupiah,
dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar 3 jam seperti biasa kami sisipkan
cerita canda gurau satu sama lain guna mengusir kebosanan dalam perjalanan.
Mendung menyelimuti sepanjang perjalanan, saya sendiri cemas kalau nanti di
kota semarang bakalan hujan. Memasuki kawasan ungaran gerimis hujan menyapa
perjalanan kami, kami pun berharap nanti sampai di semarang tidaklah hujan. Sepanjang
perjalana menuju semrang dengan menggunakan bus, kita akan disuguhi pemandangan
yang cukup indah, gunung merapi, gunug merbabu, gunung ungaran, seakan menjadi
teman perjalanan kami.
“Semarang..........”
kata pertama yang muncul dari arif setalah sampai di Tugu Muda Semarang. Rute
jelajah malam ala empat jejaka tangguh pakelonan kami awali dari kawasan Tugu
Muda kemudian menuju kawsan Simpang Lima dan diakhiri di kawasan Kota Lama
semarang. Dari Tugu Muda salah satu bangunan peninggalann belanda menarik
perhatian kami, yaa itu adalah Lawang Sewu salah satu ikon kota Semarang. Harga
tiket masuk ke Lawang Sewu sebesar 10.000 rupiah, karena malam hari sehingga
diharusakan memakai pemandu jika ingin berkeliling di Lawang Sewu.
 |
Ketika di Wedangan |
 |
Menikmati makan |
Kami
berdiskusi dahulu apakah mau masuk atau hanya melihat dari luar saja, mengingat
kami tak membawa uang cadangan yang banyak. Keputusannya adalah kami tidak jadi
masuk, hehehe.
Keberadaan toilet umum
yang tidak ada membuat kami harus menahan panggilan alam ini untuk beberapa saat,
dan sampailah kami di Paragon Mall hanya untuk melepas panggilan ini, hehehe.
Selesai dari paragon mall kami sempatkan menikmati wedangan di depan kantor
BAPPEDA kota semarang. Ada yang unik disini bukan nasi kucing atau niasi
bandeng tapi Nasi Pedo, nama yang lucu bagi kami, berasa aneh saja mendengar
nama nasi pedo. Harga nasi pedo pun cukup murah hanya 2.000 rupiah saja untu
satu bungkus nasi pedo yang nikmat dikala sedang lapar :p.
Sekitar limabelas menit
nyantai dan istirahat, jelajah kami lanjutkan menuju kawasan Tugu Muda kembali.
Trotoal disini sudah cukup bersih dan nyaman bagi para penikmat jelajah kota
dengan berjalan kaki. Seperti biasa walau kami ini para jejaka tetap saja
narsis, hehehe
 |
Tempat tidur waktu itu (Masjid Baiturrahma) |
Selesai dari Tugu Muda
jelajah malam kami lanjutkan menuju kawasan Simpang Lima dengan jalan kaki
tentunya. Yaaa setengah jam lah kita harus berjalan. sampai disini kami
istirahat, meskipun kami ini jejaka tangguh tapi kesehatan itu lebih penting J.
Tempat yang ramai dan merupakan pusat kota semarang. Becak hias, sepeda hias
menjadi pemandangan yang lumrah kami lihat disini, tapi ada satu yang menarik
bagi kami dan ingin mencobanya yaitu persewaan sepatu roda, melihat orang
meluncur dengan sepatu roda membuat kami penasaran bagaimana rasanya berdiri
diatas sepatu roda, tapi niat kami urungkan mengingat kami tak pernaah lagi
menyentuh sepatu roda dan bakalan kagok atau aneh jika berdiri diatas sepatu
roda. Mata kami tertarik pada satu cewek yang cukup pandai memainkan alat ini.
Asikk pokoknya melihat dia main ini, hahaha
Saking asiknya kami
disini ternyata waktu sudah hampir pukul sebelas malam. Perjalanan kami
lanjutkan meuju kawasan perkantoran pemeerintah jawa tengah. Disini kami hanya
ber-ngobrol ria sambil menunggu hari berganti.
Hampir dua jam lebih
kami disini, kemudian kami putuskan untuk istirahat malam, yapp tiiidurrrrr,
disebelah barat simpang lima ada masjid dan tempat itulah yang mengantarkan
kami tidur. Pukul empat pagi kami bangun dan perjalanan kami lanjutkan menuju
stasiun poncol semarang untuk memesan tiket pulang menuju solo, yaaa kali ini
kami pulang menggunakan kereta kalijaga yg merupakan kereta perintis jalur
solo-semarang. satu jam kami berjalan kaki dari dari simpang lima menuju
stasiun poncol, meski kaki ini sudah terasa ingin putus saja , hahaha. Harga
tiket kereta kalijaga ini hanya 10.000 rupiah.
 |
Stasiun Semarang Poncol |
Tiket pulang sudah kami
dapatkan dan keberangkatan kereta pukul 8.40 pagi. Sejenak istirahat selagi
mengistirahatkan kaki yang dari kemarin sudah menemani berjalan kaki ria.
“neng kawasan kota lama
wae, mumpung isih suwe keretane” (arti: ke kawasan kota lama saja, mumpung
masih lama keretannya) kata aziz sembari mengarahkan kamera video ke arah kami.
Tanpa pikir panjang kami langsung menuju kawsan kota lama semarang dengan
berjalan kaki tentunya, kita kan empat jejaka tangguh pakelonan, hahaha. Empat
puluh lima menit kami beerjalan kami tiba di kawasan kota lama. Kawasa kota
lama semarang merupakan kawasan dengan bangunan-bangunan khas eropa dan salah
satu yang paling terkenal adalah Gereja Immanuel atau orang lebih mengenalnya
dengan nama Gereja Blendug, karena atap gereja ini blendug atau berbentuk
setengah lingkaran. Seperti biasa walau tanpa tongsis kamipun selalu eksis
untuk mengabadikan disetiap momen perjalanan kami. Menyusuri kota lama seakan
membawa kami berada di jalanan eropa dengan bangunan-bangunannya yang khas.
Masih di kawasan kota lama tepatnya di depan stasiun tawang yang merupakan
stasiun terbesar di kota semarang. didepan stasiun ini terdapat semacam tempat
penampungan air guna menampung air rob. Tempat ini sangat tepat untuk melihat
sang surya terbit.
 |
Kawasan Kota Lama |
 |
Eksis di Kawasan Kota Lama |
Selesai dari sini daan
waktu sudah menunjukkan pukul 7.00 pagi,
kami segera kembali menuju stasiun poncol. Sampai di stasiun kami bersih-bersih
badan dahulu baru kemudian masuk kedalam peron stasiun. Waktu pun sudah pukul
8.40 dan kereta yang membawa kami tiba segera kami naik dan mencari tempat
duduk kami. Kereta pun jalan dan segera membawa kami ke Kota Solo lagi.
Tapiiiii, baru sampai di stasiun brumbungan kereta terhenti karena harus
menunggu bergantian rel dengan kereta semen yang mau lewat, maklum jalur
solo-semarang ini masil satu jalur saja, dan kami pun harus menunggu satu
setengah jam lamanya karena kereta semennya sedikit bermasalah dan harus
mendatangkan lokomotif tambahan. Sepanjang perjalanan pulang ke solo kami
disuguhi pemandangan bukit dan menerobos “hutan”. Sekitar pukul sau siang kami
samapai di stasiun solo balapan, dan samapailah kami di kota solo tercinta.
 |
Eksis di kereta |
 |
Tetep eksis |
Itulah sedikit cerita
dari Jelajah Malam ala Empat Jejaka Tangguh Pakelonan dan jangan lupa tunggu
film pendeknya yang akan segera rilis
Sampai jumpa di Jelajah
Malam berikutnya dan tunggu cerita kami ......
0 Comments