Kisah ini dimulai ketika adik kecil asal ketapang, kalimantan barat (azis) lagi ngidam naik kereta, maklum di kalimantan sana tidak ada kereta. Berangkat dengan empat personil; saya, azis, fariza,dan arif. Rute perjalanan dari petualangan empat jejaka tangguh cukup singkat hanya solo-purworejo-jogja-solo.
Kami menjadwalkan untuk naik kereta prameks pukul 05.30 pagi yap karena kereta itulah yang langsung membawa kami ke purworejo tanpa harus berganti moda transportasi lagi di jogja. Saya pun merelakan tidur di Pakelonan agar tak terlambat naik kereta.
Alarm pun berdering bergantian dari handphone masing-masing, kami pun bangun dan bersegera mandi. Udara begitu dingin maklum kami mandi sekitar pukul empat pagi. Jam menunjukkan 4.30 pagi, saya dan anak rantau asal kediri (fariza) sudah siap untuk berangkat menuju stasiun terbesar di kota solo tetapi perantauan asal lampung utara (arif) tak kunjung datang, sedikit kesal dan jengkel karena waktu sudah mepet dan takut ketinggalan kereta, "tak ada istilah kereta menunggu penumpang tapi penumpang yang menunggu kereta".
Setelah 40 menit menunggu, datanglah juga anak ini (arif) dan segera tancap gas polll menuju stasiun solo balapan. Azis berangkat dari rumah dan sudah menunggu di stasiun sejak jam 5.00 pagi. Sampai di stasiun pukul 5.25 segera kami berempat berlarian menuju loket dan alhasil kereta prameks pun sudah meluncur duluan. Kesal dan jengkel sudah pasti karena rencana awal gagal total gara-gara orang dari lampung utara (arif). Sia-sia yang sudah bangun pagi dan tak sempat sarapan, ketinggalan kereta lagi.
Rencana kami ubah haluan tujuannya menjadi jalan-jalan asik di jogja dulu baru bila ada waktu lanjut ke purworejo. Kami pun membeli tiket keberangkatan selanjutnya yaitu KA Sriwedari yang berangkat pukul 07.00
![]() |
Menunggu Sriwedari datang |
![]() |
samapai di Stasiun Jogja |
Satu jam lebih kami menunggu dan akhirnya kami berangkat menuju kota pelajar. Lumayanlah perjalanan dengan kereta nyaman tanpa macet pastinya. Perjalanan ke kota pelajar kurang lebih satu jam perjalanan. Sekitar pukul 8.10 kami tiba di stasiun yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan stasiun tugu. Rute pertama di jogja sudah pasti malioboro.
Suasana khas pagi malioboro yang ramai riuh menyapa kami. Sembari menikmati jalan malioboro kami juga menentukan tujuan tempat jalan-jalannya, tapi rasa lapar yang mendera sejak pagi membujuk kami kami mencari tempat makan ala angkringan tentunya. Tak begitu kenyang tapi cukup untuk mengganjal perut.
Perjalanan kami lanjutkan dan seketika ide muncul untuk berkunjung ke museum benteng vredeburg yang merupakan benteng bekas peninggalan belanda.
![]() |
makan di angkringan |
![]() |
benteng vredenburg |
Harga tiket masuk terbilang murah hanya 2000 rupiah. Suasana bangunan belanda menyambut kami ketika masuk kedalam benteng. Ada empat atau lima (saya lupa) ruang diorama yang memperlihatkan perjuangan rakyat yogyakarta melawan penjajahan belanda. Berkeliling benteng vredeburg cukup melelahkan, yapp memang kompleks benteng vredeburg ini cukup luas.
selama di area benteng ini kita dapat menikmati sejarah perjuangan kota jogja kala melawan penjajah dahulu. Ramai oleh banyak pelajar yang berkunjung daripada orang umum mungkin karena "image" museum, tapi menurutku tak salah jika mengunjungi tempat ini. ingat bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya sendiri.
mulai dari sejarah keraton jogja hingga perang dipanegara yang legendaris ada disini. Struktur benteng ini berbentuk segi empat dengan menjalar keluar dipojokan.
Puas berkeliling benteng kami sejenak istirahat di area taman sekitar benteng dan membicarakan tujuan selanjutnya. Keraton yogyakarta lah yang menjadi tujuan selanjutnya, cukup beristirahatnya kami lanjutkan menuju keraton, sampai lah di alun-alun utara tapi seketika rencana diubah lagi dan langsung saja menuju kota pensiunan, yaaa karena memang tujuan awal kami adalah purworejo kemudian baru menikmati malam kota gudeg.
selama di area benteng ini kita dapat menikmati sejarah perjuangan kota jogja kala melawan penjajah dahulu. Ramai oleh banyak pelajar yang berkunjung daripada orang umum mungkin karena "image" museum, tapi menurutku tak salah jika mengunjungi tempat ini. ingat bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya sendiri.
mulai dari sejarah keraton jogja hingga perang dipanegara yang legendaris ada disini. Struktur benteng ini berbentuk segi empat dengan menjalar keluar dipojokan.
Puas berkeliling benteng kami sejenak istirahat di area taman sekitar benteng dan membicarakan tujuan selanjutnya. Keraton yogyakarta lah yang menjadi tujuan selanjutnya, cukup beristirahatnya kami lanjutkan menuju keraton, sampai lah di alun-alun utara tapi seketika rencana diubah lagi dan langsung saja menuju kota pensiunan, yaaa karena memang tujuan awal kami adalah purworejo kemudian baru menikmati malam kota gudeg.
Berjalan memutar lagi mencari halte trans jogja. Hampir satu jam kami menunggu bus trans jogja dan akhirnya datang juga. Kami transit dulu di terminal giwangan kemudian berganti bus trayek purworejo, dalam perjalanan menuju terminal tak begitu nyaman karena supirnya sedikit ugal-ugalan. Sampai di terminal kami langsung mencari bus dengan tujuan purworejo.
Jam menunjukkan pukul 12.30 dan perjalanan menuju purworejo dimulai. Seharusnya perjalanan menuju purworejo dengan bus sekitar satu jam tapi kami harus duduk sekitar 2 setengah jam perjalanan. Terasa cukup lama di bus kami pun sampai di terminal purworejo jam 15.00. Selanjutnya menuju alun-alun purworejo dengan angkot tapi diperjalanan menuju alun-alun ban angkotnya bocor yaa daripada menunggu angkot lain kami putuskan jalan kaki karena memang sudah dekat alun-alunnya. Sepuluh menit berjalan sampai juga di alun-alun purworejo. Kami berjanjian dengan gilang (teman infras asal purworejo) untuk sekedar saling sapa. Waktu sudah sore dan tidak memungkinkan untuk berkunjung ke tempat wisata di purworejo, alhasil kami hanya menuju masjid agung purworejo setelah bertemu dengan gilang. Keunikan dari masjid agung purworejo adalan adanya bedug yang konon katanya terbesar di asia tenggara.
Ngobrol sana ngobrol sini dan sejenak untuk istirahat waktu sudah jam 4 sore, menurut informasi masih gilang bahwa kereta terakhir dari purworejo adalah jam 17.30 dan segera kami putuskan untuk pulang saja. Walau singkat setidaknya kami pernah menginjak tanah purworejo meski ini bukan yang pertama bagi saya. Berangkatlah kami menuju stasiun kutoarjo dengan angkot lagi. Didalam angkot sedikit menyesal karena hanya mampir saja disini seharusnya bisa icip ini icip itu pergi sana pergi sini, yaaa itu sedikit obrolan kecewa dalam angkot. Perjalanan membutuhkan waktu satu jam. Sampai di stasiun kami antri tiket kereta setelah itu kami sempatkan makan diwarung sekitar stasiun kutoarjo. Selesai makan kami bergegas menuju peron stasiun karena memang sudah hampir pukul 17.30. Sekeliling kami banyak penumpang mahasiswa yang akan kembali ke kota rantau entah jogja maupun solo. Sudah 17.45 dan kereta tak kunjung datang, yaah prameks terkadang sering telat keberangkatannya, 45 menit menunggu akhir kereta prameks yang akan membawa kami menuju kota solo datang juga. Ada insiden kecil yang menimpa fariza, dia hampir jatuh dari kereta karena bersandar dipintu dan seketika pintu terbuka karena kereta mendadak berhenti. Kejadian itu menjadikan dia pusat perhatian di gerbong kereta itu,yahh dalam perjalanan kami sempat ngobrol, bercanda tawa agar tak bosan. Yap berhentinya prameks di stasiun solo balapan mengakhiri petualangan kami berempat
![]() |
menunggu prameks datang |
Meski ada sedikit rasa kecewa karena ketinggalan kereta pagi yang berujung berantakannya rencana awal tapi kami merasa puas karena bisa menikmati setiap langkah kami menuju tempat wisata dan bisa dikata hanya mampir saja di purworejo tapi senang karena perjalanan dengan bus, kejadian ban bocor di angkot menuju alun-alun purworejo sampai harus menunggu keterlambatan kereta, karena itu semua bisa kami nikmati setiap detiknya.
Itulah petualangan empat jejaka tangguh asal pakelonan. Tunggu cerita kami selanjutnya di The Journey Chapter 5
0 Comments